Tokoh Idola: They’re just human

Tokoh idola saya, yang memicu saya kuliah di jurusan Psikologi, adalah MAW Brouwer. Saya sangat mengagumi beliau karena caranya dalam memberikan nasehat. Ia merupakan salah satu konselor Psikologi untuk koran Kompas Minggu pada saat saya masih SMA, sekitar 30 tahun lalu. Caranya memberikan nasehat tidak umum, karena kalau para psikolog memberikan nasehat yang lemah-lembut, namun ia memberikan nasehat secara ‘blak-blak-an, to the point’.

            Setelah sekian lama waktu berlalu, akhirnya saya menjadi psikolog juga, saya baru-baru ini membaca mengenai biografi beliau. Biografi mengenai perjalanan hidup dan karir MAW Brouwer sebagai Pastor dan Psikolog di Indonesia, padahal asal kelahirannya dari Belanda.

            Reaksi utama saya adalah terkejut. Bagaimana tidak? Tokoh idola saya ternyata juga hanya manusia biasa, dengan berbagai macam kekurangan dan kelemahan seperti kita pada umumnya. Saya dapat ikut merasakan di masa tuanya ia mengalami kesepian dan stres yang tidak dapat diatasi dengan baik.

            Ini sama halnya ketika saya membaca tentang tokoh idola lainnya: Gandhi dari India. Beliau juga banyak dipuji-puja di dalam maupun di luar negeri, namun ia juga manusia yang banyak kelemahan di sana-sini, terutama menurut pandangan keluarganya sendiri.

            Kalau saya renungkan lagi, kita banyak membuat usaha dan pemerolehan yang baik, dikenal orang lain sebagai orang yang mungkin ‘hebat, berhasil, sukses’. Namun, apakah keluarga kita juga menilai kita sebagai orang yang sama?

            Maka dari itu, apabila saya boleh memilih, maka saya memilih keduanya saja: keberhasilan dalam hidup biasa saja, namun juga masih berharga dan disayang oleh keluarga kita. Keberhasilan itu membawa dampak yang luar biasa, yang mungkin tidak akan dapat kita duga sebelumnya. Banyak kisah keberhasilan yang justru membawa duka. Sebab itu untuk menghadapi keberhasilan kita membutuhkan modal dan persiapan juga, yaitu salah satunya adalah mental yang kuat. Semoga keberhasilan kita bukanlah awal keruntuhan kita. Aaminn…

Tentang rianasahrani

I'm a psychology lecturer, focus on wisdom, self-reflection, live experiences, positive psychology.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar