Surrogates

Baru-baru ini Hong Kong membuat robot dalam bentuk manusia yang bernama ‘Grace’. Profesi Grace adalah sebagai seorang perawat. Grace ‘lahir’ karena adanya kebutuhan perawat yang dapat secara aman melayani pasien Covid-19. Grace dibekali  kecerdasan buatan seperti pendahulunya, yaitu Sophia.

            Fenomena penciptaan robot mirip manusia ini mengingatkan saya pada film yang dibintangi oleh Bruce Willis, yang berjudul ‘Surrogates’ pada tahun 2009. Film ini mengisahkan tentang manusia di bumi yang mempunyai kembaran robot, yang sangat mirip dengan manusia yang ditirunya. Robot ini bertugas untuk mewakili sang manusia dalam melakukan pekerjaan sehari-hari, terutama dalam berkarir di luar rumah. Jadi si empunya robot, yaitu manusianya sendiri, tidak perlu keluar rumah, hanya cukup mengaktifkan robotnya sambil tiduran di rumah masing-masing. Apabila robot ini mengalami kerusakan, maka dapat diperbaiki atau bahkan diganti dengan yang baru.

            Adanya film-film sejenis juga sudah banyak dibuat, misalnya film yang mirip adalah ‘Bionic woman, Six million dollar man, Robocop, Elysium’, dan masih banyak yang lainnya. Kisah film-film ini agak sedikit beda, karena bercerita mengenai ‘manusia setengah robot’. Para pemeran diceritakan sebagai orang yang mengalami kecelakaan, sehingga harus dilengkapi dengan mesin/robot yang canggih. Mereka bahkan mampu menumpas kejahatan.

            Namanya juga film, jadi sifatnya hanya fantasi semata, bukan suatu kebenaran mutlak. Akan tetapi saat ini dapat kita jumpai dalam berita atau dalam kenyataan, bahwa ada sebagian orang yang memang sudah mempergunakan mesin atau robot untuk mempermudah hidup mereka. Salah seorang mahasiswa saya ada yang memakai kaki palsu, mirip kaki robot, karena ia pernah kecelakaan sehingga salah satu kakinya harus digantikan dengan besi.

            Apabila kita melihat juga di sekeliling kita, maka banyak perkerjaan yang sekarang juga digantikan oleh robot atau mesin. Misalnya pekerjaan di pabrik, adanya drone sebagai alat penjinak bom, petugas parkir yang sekarang digantikan dengan palang pintu besi yang bersensor, dan sebagainya.

            Fenomena ini tentunya mempunyai dua aspek yang dapat kita diskusikan, karena di satu sisi mempermudah dan mengamankan hidup manusia, misalnya robot Grace. Namun di sisi lain banyak pekerjaan manusia yang dapat digantikan dengan robot, sehingga akan terjadi lebih banyak pengangguran karena sulit sekali mencari pekerjaan. Menurut saya, kita tidak dapat mundur lagi, harus terus maju. Seperti jaman dulu, kan juga tidak ada teknologi komputer atau internet, namun kita bisa survive. Apalagi jaman teknologi seperti ini, yang menuntut kita banyak belajar dan beradaptasi, mencari peluang yang dapat menguntungkan hidup kita. Jangan-jangan di jaman mendatang, kita semua punya semacam robot Grace sebagai asisten pribadi kita…sapa tau ..hehe…

Tentang rianasahrani

I'm a psychology lecturer, focus on wisdom, self-reflection, live experiences, positive psychology.
Pos ini dipublikasikan di Uncategorized. Tandai permalink.

Tinggalkan komentar